Khutbah Surat Al- Ikhlas

KHUTBAH SURAT AL- IKHLAS

Jama’ah Sholat Jum’at Rohimakumullah
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan keimanan kepada kita semua, sehingga dihari yang mubarokah ini kita masih dapat berkumpul di masjid yang mulia ini untuk bersama melaksanakan kewajiban kita yaitu sholat jum’at berjama’ah.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad. SAW beserta keluarganya, sanak saudara dan pengikut- pengikut beliau yang setia yang telah membawa berita- berita gembira tentang Agama Islam yang kita imani. Sehingga sampai kepada kita setelah menempuh perjalanan jauh dari zaman ke zaman. Terombang- ambing oleh gejolak pemahaman yang menentang. Sepatutnya kita merasa gembira dan bersyukur telah diberikan hidayah untuk menjadi ummat nabi Muhammad. SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat beliau di hari akhir. Amiin...
Sebelumnya ijinkan khatib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan pada para jama’ah, Marilah kita bersama-sama meningkatkan kadar keimanan dan keislaman kita kepada Allah swt, sebagai bukti ketaqwaan kita kepada-Nya. Apabila Iman adalah urusan hati dan tempat bersemayamnya semangat ketuhanan yang bersifat abstrak, maka Islam adalah aplikasi dari keimanan tersebut yang nyata dan bersifat realistis yang telah diajarkan oleh Rasulullah melalui syari’at  Islam.
Jama’ah Sholat Jum’at Rohimakumullah
Dalam khutbah pada kesempatan kali ini marilah sama- sama kita merenungkan dan sama- sama kita pelajari kandungan dari firman Allah dalam sebuah surat yang sering sekali kita baca yaitu surah Al- Ikhlas.
Surah Al- Ikhlas adalah surah yang istemewa. Surah yang dinamakan surah Al- Ikhlas namun didalamnya kita tidak akan menemukan kata ikhlas. Surah yang dinamakan surah Al- Ikhlas namun kita tidak menemukan secara kasat mata dan nalar orang awam bahwa di dalamnya ada makna keikhlasan.
Surah Al- Ikhlas adalah surah yang berulang kali diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad melalui malaikat jibril atas jawaban dari orang- orang Quraisy yang menanyakan tentang sifat Allah dan yang menanyakan tentang asal- usul Allah SWT.
“Wahai Muhammad, Jelaskan kepada kami sifat- sifat tuhanmu!”
Itulah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh kaum kafir kepada nabi Muhammad dan akan dijawab oleh Allah melalui surah Al- Ikhlas.


Katakanlah Muhammad “Dialah Allah yang maha Esa”
Allah adalah Zat yang maha atas segalanya.
Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan
Dan tidak ada seorangpun yang dapat disandingkan dengan kekuasaan Allah
Itulah jawaban Allah, Jawaban yang singkat namun memiliki arti yang sangat dalam. Seperti pada kata “AllahuShomad”

Katakanlah Muhammad “Dialah Allah yang maha Esa”, Allah adalah Asshomad. AsShomad dalam Bahasa arab artinya adalah puncak dari segala sesuatu. Jika ada yang merasa Kaya, Allah adalah Zat yang maha kaya, jika ada yang bilang dialah orang paling berkuasa, maka Allah adalah zat yang maha berkuasa. Jika ada orang yang bilang dialah orang yang paling pintar, maka Allah adalah yang Maha pintar. Jika ada orang yang bisa menciptakan apa saja, maka Allah adalah zat yang maha pencipta.
Dalam arti lain Asshomad juga berarti tempat bersandarnya sesuatu, sesuatu yang menjadi kunci terlaksananya hal lain. Inilah makna :

Manusia berencana Allah yang menentukan.
Karena segala sesuatu di dunia ini tidak luput dari kekuasaan Allah SWT.
Dengan memahami ini, kita dapat menyadari bahwa, tidak ada yang patut kita banggakan dari apa yang kita miliki di hadapan Allah. Tidak ada yang patut kita takutkan dari apa yang mengancam kita diluar kehendak Allah. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan diluar dari ketentuan Allah. Karena itulah segala urusan kita, kita sandarkan kepada Allah, itulah makna dari keikhlasan.
Karena itu banyak para ahli tafsir, mengartikan ayat AllahuShomad dengan arti “Dialah Allah tempat bersandar segala sesuatu”.




Allah maha Esa
Allah tempat segala sesuatu bersandar dan Allah yang kuasa atas segalanya
Allah tidak memiliki anak dan juga tidak memiliki orang tua Allah tidak memiliki sanak saudara Allah tidak memiliki sepupu dan lain sebagainya.
Dan Allah tidak bisa disandingkan dengan siapapun juga di alam semesta ini.
Jama’ah Sholat Jum’At Rohimakumullah
Selain dari makna kandungannya, kata Al- Ikhlas juga dapat kita ambil dari beberapa riwayat Asbabun Nuzul surah Al- Ikhlas. Banyak kisah dan Asbabun Nuzul dari surah Al- ikhlas, Namun kisah yang paling terkenal adalah ketika Suroqoh seorang kafir diperintahkan untuk membunuh nabi dan hasilnya adalah suroqoh tak berdaya dihadapan nabi Muhammad. Sebelumnya Jibril telah memperingati nabi Muhammad tentang niat suroqoh yang ingin membunuh beliau, namun nabi Muhammad mengikhlaskannya dan menyerahkan pada kekuasaan Allah.
“Wahai Muhammad, Aku akan menundukkan bumi untuk melindungimu dari suroqoh” Kata jibril kepada Nabi Muhammad, lalu nabi Muhammad menjawab.
“Jangan Jibril, Biarkan Allah yang melindungi Aku”
 Akhirnya, Berulang kali suroqoh berusaha mendekati nabi dan suroqoh terjatuh ditelan bumi sesaat sebelum mendekati nabi Muhammad. Dan akhirnya suroqoh pun bertanya.
“Wahai Muhammad, siapakah tuhanmu, yang mempunyai kekuasaan seperti ini, sehingga aku tidak bisa mendekatimu. Apakah dia terbuat dari emas atau perak?”
Lalu Allah memberikan jawaban kepada nabi Muhammad dengan surah Al- Ikhlas.
Hanya dari kisah diatas, kita sudah dapat gambaran dari mana kata Al- Ikhlas berasal. Yaitu dari keikhlasan nabi Muhammad yang berjuang menegakkan agama Islam dengan begitu banyak godaan dan rintangan namun nabi Muhammad hanya mengembalikan semuanya pada kehendak Allah SWT.
Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa ketika bilal bin rabah disiksa oleh majikannya Umayyah bin Khalaf, dengan Ikhlas dan ridho Bilal menyerahkan dirinya pada Allah. Tidak ada satupun erangan, tidak ada satupun keluh kesah dari mulut bilal atas siksaan yang dirasakannya saat batu besar menindih tubuhnya dan cambukan keras menyayat kulitnya kecuali kata ALLAHU AHAD, ALLAHU AHAD. ALLAHU AHAD.
Bilal mengucapkan lafaz Allahu Ahad karena terinspirasi dari surah Al- Ikhlas. Keikhlasan bilal memegang teguh keimanannya pada Allah walau nyawa menjadi taruhannya.
Dalam surah Al- Ikhlas memang tidak ada kata ikhlas. Tapi dari perjalanan turunnya ayat tersebut, ada banyak keihklasan dari hamba- hamba Allah yang menyerahkan diri kepada kuasa Allah SWT.
Mudah- mudahan kita semua adalah hamba Allah yang memiliki keikhlasn hati, karena memang ikhlas bukan hanya sekedar suasana hati yang dapat menentramkan jiwa, tapi ikhlas menurut imam Athaillah pengarang kitab Al- Hikam mengatakan

Ikhlas adalah ruhnya ibadah.
Ibadah tanpa rasa ikhlas, bagaikan jasad tanpa ruh. Tak ada artinya.
Semoga kita semua dapat menjadi orang- orang yang ikhlas dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dan Allah tempatkan kita bersama orang- orang ikhlas terdahulu, yaitu para nabi dan rosul, para sahabat dan ulama di surganya Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh MC Acara Haflah

Contoh Undangan Sholat Janazah